Ide Gila Santri Ciamis Jalan Kaki 212 (Bagian 17)

Sebuah catatan
Ide Gila Santri Ciamis Jalan Kaki 212
Seri 17



Selepas sholat Magrib berjamaah dilanjut Isya jama qoshor semua peserta istirahat didalam dan luar mesjid yang indah nan asri, arsitekturnya unik bentuknya seperti Kubus tak bertiang,

Mihrabnya terbuka ke alam bebas ada kolam kecil terlihat seperti ubin kamuflase, ditengah tengah mihrabnya tertera lafad Alloh dengan kaligrafi arab bermandikan cahaya putih


Bapak bapak ahli masjid al irsyad menggerumuti peserta sambil bertanya
"pak ada yang sakit ?”
“Sakit mah engga pak cuma pegel pegel,”
“Oohhh kalau begituu saya pijitinn,” bapak tersebut melanjutkan pembicaraann “ooohh boleh pak terima kasih,” saya menimpali permintaan si bapak, suasana yang sangat indah dirasakan saat itu


Terbayang bagaimana baginda Nabi ketika datang ke Madinah disambut oleh kaum Anshor setelah menempuh perjalanan panjang dari kota Mekkah dengan ungkapan "tholaal badru alaina mintsaniyatil wadai" (telah muncul sang rembulan dihadapan kita dari sela sela bukit) dan sungguh fakta pengulangan sejarah sikap kaum Anshor itu kini hadir dikomplek bumi Parahiyangan subhanalloh walhamdulillah wala ilaha illalloh wallohu akbar


Puluhan ibu-ibu yang berada diteras terlihat begitu sibuk melayani keperluan makan malam seluruh peserta, aneka makanan dan minuman serta pakaian memenuhi selasar masjid, semuanya sudah tertata rapih dipersiapkan sejak siang tadi


Dengan raut muka penuh kasih sayang has kaum Ibu, seorang ibu mendekati peserta kecil yang kelihatan jalannya agak dingkut menahan rasa sakit,
“nak kenapa jalannya dingkut? Kakinya sakit ya?”
Anak itu menatap si ibu sambil tersenyum kecil lalu menjawab,
"iya buu kakinya lecet parah " sambil menunjuk kebawah,
Lalu ibu itu memegang tangan si anak sambil ditarik duduk diatas karpet yang empuk
"sini nak ibu obati "
tak sepatah katapun yang keluar dari mulut si anak, matanya hanya menatap ibu yang lagi mengobati kakinya serius penuh kasih sayang


Kekuatan iman yang menghunjam didalam jiwa melahirkan bulir-bulir cinta dan kasih sayang sesama manusia tanpa melihat kasta dan kedudukan, itulah secuil drama indah yang tersaji di malam Jumat dan Alloh lah sang maha sutradaraNya, terima kasih jamaah al-irsyad kota baru parahiyangan semoga kita bisa bertemu kembali disyurga Alloh


Semua peserta larut dalam suasana bahagia merasakan arti ukhuwah yang nyata terasa, sekat sekat psikologis yang jadi penghalang kedekatan kita dengan saudara terkadang terhalang oleh status sosial, namun ditengah perjalanan ini Alloh hadirkan cinta ukhuwah atas dasar ikatan aqidah,


Kami dan para penanggung jawab kafilah duduk melingkar ditengah masjid membicarakan langkah selanjutnya, kiayi Titing memulai pembicaraan,
"gimana langkah kita dari sini?”
Pertanyaan yang sama diajukan kiayi Syarif Alhasan,
"begini yaa kang.. kalau melihat jarak dan waktu tempuh antara Bandung Barat dan Jakarta mustahil kita tempuh dengan jalan kaki, dan kalaupun dipaksakan maka kita tidak akan bisa mengejar ikut acara puncak 212, maka kita harus realistis membaca fakta" begitu argumen yang saya kemukakan,


Tak butuh waktu lama kita bersepakat bahwa perjalanan akan dilanjutkan malam jumat ini dengan naik bus menuju Jakarta


Ketika kami sedang asyik ngobrol datang seorang bapa paruh baya perawakannya tinggi kumisnya tipis sekilas seperti ghopinda artis India,
“assalamualikum pak? “
“Waalaikum Salaam..” kami jawab serempak,
“pak saya perwakilan dari warga komplek sini menghaturkan terima kasih atas singgahnya kafilah Ciamis di Masjid kami mudah mudahan kami kebagian barokahnya pak, amiiiinn “

“Selanjutnya kami urun rembug dengan warga dan alhamdulillah ini ada sedikit tanda kasih sayang kami untuk peserta "
bapak tersebut menyerahkan beberapa amplop, dan kami terima dengan senang hati, tak lupa kami haturkan jazakumulloh ahsanal jaza sambil berlinang air mata, haru dan tak ada lagi bahasa yang bisa terucap atas anugerah Alloh yang demikian dahsyat.


Selang beberapa menit datang lagi seorang bapak bapak, beliau duduk didekat kami sambil salam sapa dan senyum menghampiri,,,
"pak maaf mengganggu istirahatnya, saya bawa 700 potong baju koko untuk ganti anak anak nanti sampai Jakarta, juga didalam sakunya kami sisipkan untuk bekal mereka mohon diterima pak" bapak tersebut berbicara sambil terbata bata menahan air mata, kami bertiga pun tak kuasa menahan rasa haru tak terasa pula air mata terus, meleleh dipipi saya, pegang erat tangannya sambil berkata
"bapa jazakumullh jazakumulloh, hanya pada Alloh saya serahkan amal baik bapak semoga bapak mendapat balasan yang berlipat ganda”


Waktu menunjukan pukul sembilan malam peserta yang berceceran disekitar masjid semuanya diinstruksikan masuk kedalam mesjid, semua duduk berbaris rapi sesuai shof solat berjamaah


Para pimpinan kafilah duduk didepan dekat mimbar, sebelum pengarahan dimulai peserta diajak baca dzikir bersama " subhaanalloh walhamdulillah walaa ilaaha illalloh wallohu akbar walaa haula wala quwwata illa billahil aliyil adziim” (liriknya Udze Alm) dilanjut dengan Mars Aksi Bela Islam


Para kiayi silih berganti memberikan arahan terutama berkaitan dengan meluruskan niat dan menjaga etika akhlaq Islam selama perjalanan, giliran saya ambil bagian seperti biasa pekik ista'idduuu!! " semua serempak menjawab labbaikkk sambil kepalan tangannya diangkat keatas, takbiiiirrr! Allohu akbar, masjid bergemuruh dengan takbir, Adrenalin peserta naik lagi semangatnya memuncak lagi ,saya, melanjutkan pertanyan;
“apakah lanjut atau naik bus?”
“Lanjuuuuuuuut,,,” terdengar serempak penuh tenaga,
"saya percaya semangat jihad antum semua tak pernah kendor namun kita harus realistis mengingat waktu dan jarak tempuh maka hasil rapat memutuskan kita lanjutkan perjalanan ini dengan naik bus " allohu akabar allohu akbar,,, bergemuruhlah suara takbiir bergema memenuhi ruangan mesjid Alirsyad


Pengarahan ditutup dengan doa yang dipimpin kiayi Titing, peserta merunduk semua hening tak terdengar suara apapun, semua hati khusyu memohon kepada Alloh
" yaa Rob berkahi perjalanan kami ampuni dosa dan kesalahan kami, berikan kepada kami pemimpin yang amanah Adil dan bertanggung jawab, yaa Robb jadikan para pemimpin kami kebijakannya bernilai kebajikan dan setiap kebajikannya lahir atas kebijaknnya... yaa Robb berikaan hidayah para pembenci agamamu berikan hukuman seadil adilnya bagi mereka ya Robb...”


Kang Epung dan kiayi Dedi Subuh menghitung jumlah peserta yang tersisa dan setiap 50 orang peserta dipersilahkan keluar sambil bersalaman dengan jamaah masjid menuju bus yang telah disediakan oleh dishub Jabar,


Hanya butuh waktu tiga puluh menit semua peserta sudah berada didalam bus semuanya ada 25 armada, sebelum berangkat para supir dan kondektur dikumpulkan dulu di trotoar jalan dibawah pohon palem besar,
“gimana pak sopir ada kendala?”
Semuanya terdiam dan hanya senyum senyum, lalu ketua korlap bus bicara
"begini pak kiayi, sebenarnya engga ada masalah bahkan kami bahagia bisa menjadi bagian sejarah, namun kalau boleh kami minta tambahan untuk jajan dan tol" ,
“berapa perbus mintanya?” Tanya saya,
"berapa saja tergantung akang,”
“bagaimana kalau setiap bus ditambah satu juta? ,,,"
“aduuhh terimakasihh haturnuhunnn" kata korlap supir sambil membungkuk,
bendahara dadakan kiayi Endang yang mengumpulkan amanah dermawan dipanggil, kang Endang berikan perbus satu juta!!
"siap ang” kata kang Endang, dan semua sopir kelihatan merasa gembira dan siap siaga menuju bus masing masing berangkat menuju Jakarta.


Kami kembali lagi ke mesjid untuk sekedar pamitan dan menghaturkan terima kasih kepada semua jamah mesjid Al Irsyad terutama pada pengurus DKM yang begitu luar biasa menyambut kami,


Ketika kami mau menuju bus angkutan tiba tiba ada yang memanggil,
“pak, pak maaf mengganggu bisa bicara sebentar...”


Siapakah dia???? Tunggu di episode selanjutnya,, he,, he

# save banjir Bima
#GaungkanTerusSepirit212
#RapatkanBarisanGalangPersatuanIslam

(KH. Nonop Hanafi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak

f="https://unpkg.com/video.js/dist/video-js.css" rel="stylesheet">