Indra Azwan (57), menyampaikan perjuangannya untuk berkeliling Indonesia dengan berjalan kaki untuk mencari keadilan akan terus dilakukan. Hanya dua hal yang bisa menghentikannya.
“Pertama Presiden Joko Widodo dengan sengaja memanggil saya, dan yang kedua jika saya sudah dipanggil Sang Khalik,” tegas Pak De Indra sapaan akrabnya, kepada wartawan.
Pak De mengatakan, jika dirinya telah dipanggil Sang Khalik sebelum menemui presiden, dia berharap siapa pun yang menemukan jasadnya dimana pun berada, agar diantar langsung ke Istana Negara.
“Tidak perlu dimandikan atau dikafani, cukup bawa saja jenazah saya ke istana,” tegasnya.
Hal ini ia tulis dalam surat wasiatnya.
Banyak hal yang ingin ia sampaikan kepada Presiden Jokowi. “Saya akan tagih janji-janjinya. Sesuai dengan kampanye dulu, jika ia adalah pemimpin dari wong cilik (rakyat kecil),” ujarnya.
Selain menagih janji, Pak De juga akan menyampaikan banyak pesan dan amanah dari tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). “Maaf, pesan itu tidak bisa saya sampaikan sekarang. Saya buka ketika sudah bertemu langsung dengan Pak Presiden. Itu amanah dari tokoh-tokoh GAM kepada saya dalam perjalanan saya ke Aceh Februari 2016 lalu,” tukasnya.
Diketahui, Pak De adalah pejalan kaki pencari keadilan asal Kota Malang, Jawa Timur. Ia sudah menjelajahi 10 provinsi hanya demi mencari keadilan atas kematian anaknya, Rifki Andika. Sang buah hati tewas diduga korban tabrak lari oknum polisi pada tahun 1993.
Ia berencana mengelilingi seluruh Provinsi di Indonesia.
“Tinggal 24 provinsi lagi yang belum saya singgahi,” tuturnya.
Dari masing-masing provinsi yang ia singgahi, Pak De mendapat tanda tangan dari gubernur sebagai bentuk dukungan moral.
(radarlampung)
“Pertama Presiden Joko Widodo dengan sengaja memanggil saya, dan yang kedua jika saya sudah dipanggil Sang Khalik,” tegas Pak De Indra sapaan akrabnya, kepada wartawan.
Pak De mengatakan, jika dirinya telah dipanggil Sang Khalik sebelum menemui presiden, dia berharap siapa pun yang menemukan jasadnya dimana pun berada, agar diantar langsung ke Istana Negara.
“Tidak perlu dimandikan atau dikafani, cukup bawa saja jenazah saya ke istana,” tegasnya.
Hal ini ia tulis dalam surat wasiatnya.
Banyak hal yang ingin ia sampaikan kepada Presiden Jokowi. “Saya akan tagih janji-janjinya. Sesuai dengan kampanye dulu, jika ia adalah pemimpin dari wong cilik (rakyat kecil),” ujarnya.
Selain menagih janji, Pak De juga akan menyampaikan banyak pesan dan amanah dari tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). “Maaf, pesan itu tidak bisa saya sampaikan sekarang. Saya buka ketika sudah bertemu langsung dengan Pak Presiden. Itu amanah dari tokoh-tokoh GAM kepada saya dalam perjalanan saya ke Aceh Februari 2016 lalu,” tukasnya.
Diketahui, Pak De adalah pejalan kaki pencari keadilan asal Kota Malang, Jawa Timur. Ia sudah menjelajahi 10 provinsi hanya demi mencari keadilan atas kematian anaknya, Rifki Andika. Sang buah hati tewas diduga korban tabrak lari oknum polisi pada tahun 1993.
Ia berencana mengelilingi seluruh Provinsi di Indonesia.
“Tinggal 24 provinsi lagi yang belum saya singgahi,” tuturnya.
Dari masing-masing provinsi yang ia singgahi, Pak De mendapat tanda tangan dari gubernur sebagai bentuk dukungan moral.
(radarlampung)