Sebuah catatan
Ide Gila Santri Ciamis Jalan Kaki 212
Seri 12
Waktu menunjukan pukul 18.30 selepas berjamaah Magrib semua peserta melepas lelah dimasjid perum perhutani, Ada yang saling pijit, Ada pula yang menikmati hidangan teh hangat dan jenis minuman hangat lainnya yang disediakan ibu ibu dengan penuh hidmat dan antusias entah ibu ibu dari mana namun dari sorot matanya beliau ingin sekali berhidmat dan untuk melayanai para peserta, lagi lagi pemandangan yang sangat mengharukan.
Seiring waktu berjalan dimalam kamis semakin banyak yang datang dari berbagai daerah sekitar bandung yang ingin bergabung jalan kaki dengan kafilah ciamis, luar biasa magnetnya sampai sahabat sahabat dari HAMIDA, HAMIDU bandung raya tumplek dimasjid dan aula perum perhutani selain menyambut kami mereka juga siap berbaur dengan kafilah menuju Aksi Bela Islam jilid 3
Banyak pula kenalan para pejabat dan pengusaha datang menyalami kami mengucapkan salam dan merasa bangga dan apresiasi katanya gerakan INI telah memantik solidaritas muslim Indonesia, saya hanya terseyum sambil mengucapkan "haturnuhun kasadayanA", begitu banyak para dermawan yang berkontribusi baik berupa yang, makanan, minuman dan pakaian serta obat obatan, handpond tak henti hentinya terus berdering Ada dari saudara kita dari Purwakarta, Bekasi dan Ciajur, semua pertanyaannya sama, pa kiayi sekarang posisi dimana?? Kapan kira kira sampai ditempat kami? Kami akan mengadakan penyambutan rombongan, jawabannya sama, kami belum bisa jawab sekarang pa karena belum bisa diprediksi, jawab saya diujung telpon.
Ketika saya rebahan dimasjid karena ngantuk dan pegal sekujur tubuh tiba tiba adik saya Zieguz Maliex memanggil,
"Ang wartawan tvone mau wawancara diaula,"
"oohh iya tunggu sebentar,"
kebetulan saya hanya pakai kaos oblong plus sarung karena baju hanya bawa dua stel dan semuanya basah, saya agak kikuk masa diwawancara pakai kaos oblong, saya cari baju namun engga Ada, seorang alumni asal soreang mahfud Abdul Muhyi namanya nyelonong mendekati saya
"Ang pakai baju saya saja"
"ohh iya baikk terimakasih, kebetulan pas dengan ukuran badan,"
bergegas saya menuju aula disitu awak media sudah banyak yang nunggu, Lima menit wawancara dengan tvone selesai, puluhan awak media cetak maupun elektronik bertanya
"pa kapan naik bisnya? "
"Nanti kita tunggu jam 20.00 saya mau rapat dulu," jawab saya sambil keluar ruangan menuju mesjid.
Baru nyampai diteras masjid seorang peserta menyusul
"kang Ada kang Emil walikota Bandung dan pa Umuh manager Persib mau ketemu, beliau berdua sudah berada diaula,"
karena badan sudah lelah dan ngantuk saya nyuruh korlap untuk menerima beliau, maklum kedatangan selebriti suasana menjadi riuh, kilatan lampu kamera datang dari berbagai arah mengambil posisi dan momen yang paling bagus.
Tepat jam 20.00 rabu malam yang dijanjikan handphone terus berbunyi kebanyakan dari media yang menanyakan jadwal keberangkatan naik bus ke Jakarta, karena dipinggir jalan sudah Ada 10 armada bis yang siap mengangkut peserta longmarch, saya agak bingung jawabnya karena belum rapat,
"tunggu sebentar bang ya saya rapat dulu" selalu jawaban itu yang terlontar pada para penanya.
Saya jalan mengelilingi masjid mencari kiayi Maksum, kiayi Syarif dan kiayi Titing karena berkali kali ditelepon hpnya tidak diangkat, setelah ketemu kita rapat namun karena suasananya sangat ramai sekali, kita pindah mencari tempat yang aman untuk rapat rapat berjalan agak alot sampai satu jam namun akhirnya dicapai kesepakatan bahwa kita akan berangkat naik bus jam 08.00 besok pagi dari perum perhutani dan untuk malam kamis INI kita bermalam di perhutani.
Rapat selesai Kita semua keluar ruang rapat menuju aula, puluhan wartawan sudah menunggu hasil keputusannya, kami berempat plus anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang menemui kami naik ke pòdium utama yang penuh dengan aneka makanan dan minuman serta obat obatan kiriman para dermawan, saya mulai berbicara
" assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh,"
semua menjawab salam dengan serempak ,,,pekik istaidduu,,,, labbaik,, takbiiirr,, allohu akbar menjadi kata kata komando yang hadir setiap saat,
" para peserta longmarch dan wartawan setelah kami bermusyawarah maka kami memutuskan untuk bermalam disini, dan untuk jadwal keberangkatan besok pagi akan dirapatkan ulang besok"
semua peserta takbir berulang ulang dan selalu siap satu komando, diakhir press release saya mempersilahkan kang Abdul Hadi Wijaya anggota DPRD untuk memimpin lagu Indonesia Raya agar semangat nasionalisme peserta makin mantap.
Turun dari podium wartawan terus menyerang dengan rentetan pertanyaan,
" jadi bagaimana jadinya besok itu lanjut jalan kaki atau naik bus??"
"Jawabannya besok tergantung hasil rapat tim kecil" kata saya, wartawan dibuat bingung karena tidak ada kepastian jawaban, dan itu faktor kesengajaan agar para kuli tinta semakin penasaran dan lensa kamera tidak berpaling dari peserta longmach sehingga dengan itu masyarakat indonesia terus disuguhi berita hotnews, harapannya semua tergerak untuk bangkit dan berangkat serentak pada waktu tempat dan moment yang sama 212.
Saya kembali ke mesjid untuk istirahat, sampai jam 24.00 masih belum bisa tidur padahal ngantuk sekali bawaannya namun karena banyak orang yang datang silih berganti sekedar bersilaturohmi atau menyerahkan amanah masyarakat waktu istirahat jadi terlambat, tak terasa jam menunjukan pukul 01.00 badan sudah hampir roboh akhirnya tengkurap dikarpet masjid, belum setengah jam tidur ada yang manggil dengan suara agak pelan
"aang, Ang, "
mata yang perih kepala pusing antara sadar dan tidak, saya bertanya
"siapa?"
"Saya Ang,,,, epung" buru buru saya bangun,
"Ada apa pung?",
"begini Ang peserta banyak yang ngomong "kalau kita besok naik bus maka media pasti akan menurunkan berita kurang baik, sedangkan masyarakat ghiroh dan semangatnya lagi naik, kalau kita berhenti jalan kaki itu bisa meruntuhkan semuanya"
Saya menoleh ke kiri ada seseorang yang ikut mendampingi epung namnya Dr. Jamiludin rektor STIA Ciamis yang turut serta ikut jalan kaki,
"gimana kang kira2 ya? Harus putus sekarang jam enam kita umumkan,"
kang jamil mulai bicara
"kaaang hentakan pantulan sejarah tidak akan terjadi dua kali dalam hidup, saya berharap kita lanjutkan jalan kaki sampai malam jumat"
saya terdiam bukan mikir tapi ngantuk hehee, okeh besok kita lanjutkan jalan kaki, semuanya salaman pakai salam komando.
Tak kuat lagi dengan kantuk kami semua tidur dengan pulas.
Bersambung.....
(KH. Nonop Hanafi)
Ide Gila Santri Ciamis Jalan Kaki 212
Seri 12
Waktu menunjukan pukul 18.30 selepas berjamaah Magrib semua peserta melepas lelah dimasjid perum perhutani, Ada yang saling pijit, Ada pula yang menikmati hidangan teh hangat dan jenis minuman hangat lainnya yang disediakan ibu ibu dengan penuh hidmat dan antusias entah ibu ibu dari mana namun dari sorot matanya beliau ingin sekali berhidmat dan untuk melayanai para peserta, lagi lagi pemandangan yang sangat mengharukan.
Seiring waktu berjalan dimalam kamis semakin banyak yang datang dari berbagai daerah sekitar bandung yang ingin bergabung jalan kaki dengan kafilah ciamis, luar biasa magnetnya sampai sahabat sahabat dari HAMIDA, HAMIDU bandung raya tumplek dimasjid dan aula perum perhutani selain menyambut kami mereka juga siap berbaur dengan kafilah menuju Aksi Bela Islam jilid 3
Banyak pula kenalan para pejabat dan pengusaha datang menyalami kami mengucapkan salam dan merasa bangga dan apresiasi katanya gerakan INI telah memantik solidaritas muslim Indonesia, saya hanya terseyum sambil mengucapkan "haturnuhun kasadayanA", begitu banyak para dermawan yang berkontribusi baik berupa yang, makanan, minuman dan pakaian serta obat obatan, handpond tak henti hentinya terus berdering Ada dari saudara kita dari Purwakarta, Bekasi dan Ciajur, semua pertanyaannya sama, pa kiayi sekarang posisi dimana?? Kapan kira kira sampai ditempat kami? Kami akan mengadakan penyambutan rombongan, jawabannya sama, kami belum bisa jawab sekarang pa karena belum bisa diprediksi, jawab saya diujung telpon.
Ketika saya rebahan dimasjid karena ngantuk dan pegal sekujur tubuh tiba tiba adik saya Zieguz Maliex memanggil,
"Ang wartawan tvone mau wawancara diaula,"
"oohh iya tunggu sebentar,"
kebetulan saya hanya pakai kaos oblong plus sarung karena baju hanya bawa dua stel dan semuanya basah, saya agak kikuk masa diwawancara pakai kaos oblong, saya cari baju namun engga Ada, seorang alumni asal soreang mahfud Abdul Muhyi namanya nyelonong mendekati saya
"Ang pakai baju saya saja"
"ohh iya baikk terimakasih, kebetulan pas dengan ukuran badan,"
bergegas saya menuju aula disitu awak media sudah banyak yang nunggu, Lima menit wawancara dengan tvone selesai, puluhan awak media cetak maupun elektronik bertanya
"pa kapan naik bisnya? "
"Nanti kita tunggu jam 20.00 saya mau rapat dulu," jawab saya sambil keluar ruangan menuju mesjid.
Baru nyampai diteras masjid seorang peserta menyusul
"kang Ada kang Emil walikota Bandung dan pa Umuh manager Persib mau ketemu, beliau berdua sudah berada diaula,"
karena badan sudah lelah dan ngantuk saya nyuruh korlap untuk menerima beliau, maklum kedatangan selebriti suasana menjadi riuh, kilatan lampu kamera datang dari berbagai arah mengambil posisi dan momen yang paling bagus.
Tepat jam 20.00 rabu malam yang dijanjikan handphone terus berbunyi kebanyakan dari media yang menanyakan jadwal keberangkatan naik bus ke Jakarta, karena dipinggir jalan sudah Ada 10 armada bis yang siap mengangkut peserta longmarch, saya agak bingung jawabnya karena belum rapat,
"tunggu sebentar bang ya saya rapat dulu" selalu jawaban itu yang terlontar pada para penanya.
Saya jalan mengelilingi masjid mencari kiayi Maksum, kiayi Syarif dan kiayi Titing karena berkali kali ditelepon hpnya tidak diangkat, setelah ketemu kita rapat namun karena suasananya sangat ramai sekali, kita pindah mencari tempat yang aman untuk rapat rapat berjalan agak alot sampai satu jam namun akhirnya dicapai kesepakatan bahwa kita akan berangkat naik bus jam 08.00 besok pagi dari perum perhutani dan untuk malam kamis INI kita bermalam di perhutani.
Rapat selesai Kita semua keluar ruang rapat menuju aula, puluhan wartawan sudah menunggu hasil keputusannya, kami berempat plus anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang menemui kami naik ke pòdium utama yang penuh dengan aneka makanan dan minuman serta obat obatan kiriman para dermawan, saya mulai berbicara
" assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh,"
semua menjawab salam dengan serempak ,,,pekik istaidduu,,,, labbaik,, takbiiirr,, allohu akbar menjadi kata kata komando yang hadir setiap saat,
" para peserta longmarch dan wartawan setelah kami bermusyawarah maka kami memutuskan untuk bermalam disini, dan untuk jadwal keberangkatan besok pagi akan dirapatkan ulang besok"
semua peserta takbir berulang ulang dan selalu siap satu komando, diakhir press release saya mempersilahkan kang Abdul Hadi Wijaya anggota DPRD untuk memimpin lagu Indonesia Raya agar semangat nasionalisme peserta makin mantap.
Turun dari podium wartawan terus menyerang dengan rentetan pertanyaan,
" jadi bagaimana jadinya besok itu lanjut jalan kaki atau naik bus??"
"Jawabannya besok tergantung hasil rapat tim kecil" kata saya, wartawan dibuat bingung karena tidak ada kepastian jawaban, dan itu faktor kesengajaan agar para kuli tinta semakin penasaran dan lensa kamera tidak berpaling dari peserta longmach sehingga dengan itu masyarakat indonesia terus disuguhi berita hotnews, harapannya semua tergerak untuk bangkit dan berangkat serentak pada waktu tempat dan moment yang sama 212.
Saya kembali ke mesjid untuk istirahat, sampai jam 24.00 masih belum bisa tidur padahal ngantuk sekali bawaannya namun karena banyak orang yang datang silih berganti sekedar bersilaturohmi atau menyerahkan amanah masyarakat waktu istirahat jadi terlambat, tak terasa jam menunjukan pukul 01.00 badan sudah hampir roboh akhirnya tengkurap dikarpet masjid, belum setengah jam tidur ada yang manggil dengan suara agak pelan
"aang, Ang, "
mata yang perih kepala pusing antara sadar dan tidak, saya bertanya
"siapa?"
"Saya Ang,,,, epung" buru buru saya bangun,
"Ada apa pung?",
"begini Ang peserta banyak yang ngomong "kalau kita besok naik bus maka media pasti akan menurunkan berita kurang baik, sedangkan masyarakat ghiroh dan semangatnya lagi naik, kalau kita berhenti jalan kaki itu bisa meruntuhkan semuanya"
Saya menoleh ke kiri ada seseorang yang ikut mendampingi epung namnya Dr. Jamiludin rektor STIA Ciamis yang turut serta ikut jalan kaki,
"gimana kang kira2 ya? Harus putus sekarang jam enam kita umumkan,"
kang jamil mulai bicara
"kaaang hentakan pantulan sejarah tidak akan terjadi dua kali dalam hidup, saya berharap kita lanjutkan jalan kaki sampai malam jumat"
saya terdiam bukan mikir tapi ngantuk hehee, okeh besok kita lanjutkan jalan kaki, semuanya salaman pakai salam komando.
Tak kuat lagi dengan kantuk kami semua tidur dengan pulas.
Bersambung.....
(KH. Nonop Hanafi)